Langsung ke konten utama

Polemik Diri

Helaan nafas sering terdengar
Bersyukur saja masih terhitung
Berkomentar adalah khasnya
Tapi lamban dalam bertindak

Terkadang itu yang ku nilai dari seorang teman
Namun kaca terlalu banyak di rumah
Tengok ke kanan, kiri, atas, dan bawah
Selalu ada tanda yang sama kepada diri

Malu mengakui, dan menjadi munafik
Jadi buta mata, jalan kearah yang salah
Setiap jalan ada persimpangan dua arah
Apakah masih ada akal dan nurani dia?

Aku berjalan terlalu jauh di jalanan menusuk
Terlalu banyak tikungan tajam yang tidak siap ku lewati
Pikiranku ramai seperti pasar
Tidak ada hentinya sampai waktu yang melakukan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying to Be Yourself First.

Kerap kali aku mendengar cerita dari kawan terdekatku. Ia kehilangan arah terkadang dalam menemukan jati diri atau ia terlupa akan siapa dirinya sebelum kenal cinta, kepopuleran, dan kesuksesan. Di sini aku hanya ingin mencoba sharing aja, kalau bisa ingin belajar dari para pembaca juga untuk mengetahui berbagai cerita dan bisa ku pelajari agar lebih menjadi diri aku sendiri. Jati Diri Apa si jati diri itu? Menurutku tidak perlu sebuah definisi karena hal tersebut bahkan bisa kita rasakan dan temukan dalam diri kita sendiri. Mencoba menemukan sebuah jati diri itu emang gak gampang, butuh proses. Aku sendiripun juga begitu. Dulu aku pernah punya cita-cita, jadi guru. Lalu beranjak SMP aku ingin jadi jurnalis bahkan profesor. Dan SMA tiba-tiba aku berkeinginan menjadi arsitek. Cita-cita yang cukup beragam namun dalam proses menemukan cita-cita disitulah kemampuan aku bisa terlihat. Aku hobi menulis dan kebetulan aku tidak diterima ke universitas negeri dan jurusan arsitektur di...

Aku Sudah Tahu - JKT - 3:50 AM

Barusan ku dengar suara bisik-bisik Rasanya menggelitik Suara itu terdengar ceria Bahkan merdu di telinga Itu bukan tentangku Semut yang lewat di dahan pohon juga tahu hal itu Aku terlalu naif Menutup segala kemungkinan tentang Buruknya hujan yang turun terus-menerus membuat genangan air Atau tentang buruknya jika malam ini tidak berakhir Ini perasaanku Aku tahu itu Ini tanggung jawabku Aku sudah tahu Di sini berharap kamu hilang saja terbawa waktu Karena aku lelah Bisik-bisik itu selalu menghantuiku Bagai malam yang tak perlu disinari lampu Aku sudah tahu Kamu memang bukan untukku

Elegi Rasa

Indah, bahagia, cukup manis untuk dikenang. Semua terasa cukup jika ada diri mu. Beberapa hari ini aku bagaikan terombang-ambing. Ingin berteriak, di padang rumput yang luas. Tidak ada satu orang pun. Yang tahu hanya kita berdua. Beberapa hari ini aku seperti penumpang yang menunggu sebuah jemputan. Berpikir hanya ada rumah tempat berpulang. Rumah terasa nyaman, apalagi diri mu. Hanya saja aku buta sesaat. Beberapa hari ini aku mengucap sebuah mantra dalam hati. Dari semua apa yang dilewati, cuma aku yang tahu jawabannya. Semua yang kualami memang hanya dalam otak saja. Otak terlalu pintar, namun hati penuh rasa. Rasa pun penuh makna. Dan penuh dengan kata-kata. 25/04/2019 ; 22:53 ; jkt.