Langsung ke konten utama

Apa perasaan ini salah part I


Enak ga sih kalau punya pacar itu temen kita sendiri ?
Apa kita masih bisa susah seneng bareng ?
Apa nantinya bakal berubah ?

Arghh, belom tentu tuh cowo suka sama gue! Kenapa gue baca postingan kayak gini sih!, pikir Deina yang sedang membaca sebuah postingan blog yang berjudul " My Boyfriend is My Friend ". Walaupun kesal Deina tetap penasaran, bagaimana akhir dari pacaran dengan teman dekat. " Woii! lagi ngapain lo dei? ", tanya Melisa yang datang ke kelas tiba-tiba. " Elo mel, dateng-dateng bukannya ngucap salam! ini malah langsung teriak-teriak gitu. Kaget tau gue! ", jawab Deina kesal. " Wuahahahaha, maaf deh maaf. Habisnya lo serius banget dei. Emang lo lagi liat apaan sih ? ", tanya Melisa. " Ada deh mau tau aja! ", jawab Deina. " Huuu, pelit! "

Bel masuk pun berbunyi, siswa-siswi murid SMA Harapan Bangsa pun memasuki kelas masing-masing. Sampai bel istirahat berbunyi, Deina tidak melihat tanda-tanda Ferdi masuk sekolah hari ini. Akhirnya Deina mengecek keberadaan Ferdi di kelas Ferdi. Apa yang di lihat Deina? Ferdi dengan seorang perempuan. Cantik. Lebih cantik dari Deina. Sedang duduk di depan kelas, berdua, bercanda, tertawa bersamaan. " Ah cukup! Deina sadar dong, Ferdi suka sama orang lain dan elo bukan siapa-siapanya dia jadi ngapain cemburu ya kan? ", omel Deina di dalam hati.
" Hai Dei! ", sapa Ferdi yang melihat ke arah Deina. Deina yang belum begitu sadar sepenuhnya hanya tersenyum kepada Ferdi dan pergi. Benar ia harus pergi, pergi meninggalkan rasa suka, rasa sayang kepada temannya sendiri. " Siapa fer? ", tanya perempuan itu. " Dia Deina, teman baik aku di sini. Tapi kok tadi dia aneh ya, aku sapa malah pergi ", jelas Ferdi. " Mungkin dia nyangkain aku pacar kamu di ", jawab perempuan itu sambil tersenyum jail. " Haha mungkin "

" Dei, lo kemana aja si? Gue cariin dimana mana ga ada tau-tau nya di perpus! ", omel Melisa

" Gue tadi abis ketemu sama Ferdi, mel. Kayaknya dia udah punya pacar deh. Soalnya tadi gue liat dia berduaan sama cewek ", jelas Deina.

" Punya pacar? Helloooo! Ferdi kalau punya pacar pasti cerita sama lo! Mungkin aja dia temen sekelas Ferdi. Positif dong Dei! ", omel Melisa.

" Jangan keras-keras ngomongnya mel! Ini perpustakaan. Iya gue tau, gue harus positif, tapi buat apa gue positif, gue juga cuma temen dia bukan gebetan dia mel ", jelas Deina

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Ferdi yang keluar kelas langsung menuju ke kelas Deina. " Dei! Deinaaa! "
Deina yang melihat Ferdi menuju ke arahnya hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan " Hai di! ". " Lo tadi kenapa si? ", tanya Ferdi yang membuat ekspresi wajah Deina berubah cemas, " gapapa kok di. Tadinya gue mau liat lo masuk apa engga, tapi ternyata lo masuk jadi gue langsung balik lagi deh hehe ". " Yang tadi itu bukan pacar gue dei. Lo tau kan gue kalau punya pacar kasih tau lo dulu " jelas Ferdi.
Deg...." Iya gue tau kok di. Bentar lagi ontheway jadi pacar ya? Haha...", kata Deina. Sial! Respon dari Deina itu garing. Garing banget sampai ekspresi Ferdi berubah. " Ga akan. Dia temen masa kecil gue dei. Namanya Rizke, dulu gue sayang banget sama dia, tapi pas gue pindah rumah dia jadi beda. Gatau kenapa pas gue udah ketemu elo, di sini. Dia hadir lagi, minta maaf ke gue karena dia udah diemin gue tanpa sebab. Ngasih harapan banyak ke gue, sehingga perasaan sayang gue muncul lagi ke dia. Tapi gue tau kok, perasaan itu cuma buat ke temen. Ga lebih. ", jelas Ferdi dengan senyum kusut. Hujan turun membasahi lapangan sekolah. " Gitu ya? Apa menurut lo pacaran sama temen sendiri itu salah? ", tanya Deina. " Ga salah asal ga bertepuk sebelah tangan aja ", jawab Ferdi. " Terus lo kenapa nolak perasaan sayang lo ke Rizke? ", tanya Deina lagi. " Karena gue juga udah sayang sama seseorang sebelum dia dateng lagi dei ". Deg....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying to Be Yourself First.

Kerap kali aku mendengar cerita dari kawan terdekatku. Ia kehilangan arah terkadang dalam menemukan jati diri atau ia terlupa akan siapa dirinya sebelum kenal cinta, kepopuleran, dan kesuksesan. Di sini aku hanya ingin mencoba sharing aja, kalau bisa ingin belajar dari para pembaca juga untuk mengetahui berbagai cerita dan bisa ku pelajari agar lebih menjadi diri aku sendiri. Jati Diri Apa si jati diri itu? Menurutku tidak perlu sebuah definisi karena hal tersebut bahkan bisa kita rasakan dan temukan dalam diri kita sendiri. Mencoba menemukan sebuah jati diri itu emang gak gampang, butuh proses. Aku sendiripun juga begitu. Dulu aku pernah punya cita-cita, jadi guru. Lalu beranjak SMP aku ingin jadi jurnalis bahkan profesor. Dan SMA tiba-tiba aku berkeinginan menjadi arsitek. Cita-cita yang cukup beragam namun dalam proses menemukan cita-cita disitulah kemampuan aku bisa terlihat. Aku hobi menulis dan kebetulan aku tidak diterima ke universitas negeri dan jurusan arsitektur di...

Aku Sudah Tahu - JKT - 3:50 AM

Barusan ku dengar suara bisik-bisik Rasanya menggelitik Suara itu terdengar ceria Bahkan merdu di telinga Itu bukan tentangku Semut yang lewat di dahan pohon juga tahu hal itu Aku terlalu naif Menutup segala kemungkinan tentang Buruknya hujan yang turun terus-menerus membuat genangan air Atau tentang buruknya jika malam ini tidak berakhir Ini perasaanku Aku tahu itu Ini tanggung jawabku Aku sudah tahu Di sini berharap kamu hilang saja terbawa waktu Karena aku lelah Bisik-bisik itu selalu menghantuiku Bagai malam yang tak perlu disinari lampu Aku sudah tahu Kamu memang bukan untukku

Elegi Rasa

Indah, bahagia, cukup manis untuk dikenang. Semua terasa cukup jika ada diri mu. Beberapa hari ini aku bagaikan terombang-ambing. Ingin berteriak, di padang rumput yang luas. Tidak ada satu orang pun. Yang tahu hanya kita berdua. Beberapa hari ini aku seperti penumpang yang menunggu sebuah jemputan. Berpikir hanya ada rumah tempat berpulang. Rumah terasa nyaman, apalagi diri mu. Hanya saja aku buta sesaat. Beberapa hari ini aku mengucap sebuah mantra dalam hati. Dari semua apa yang dilewati, cuma aku yang tahu jawabannya. Semua yang kualami memang hanya dalam otak saja. Otak terlalu pintar, namun hati penuh rasa. Rasa pun penuh makna. Dan penuh dengan kata-kata. 25/04/2019 ; 22:53 ; jkt.