Kerap kali aku mendengar cerita dari kawan terdekatku. Ia kehilangan arah terkadang dalam menemukan jati diri atau ia terlupa akan siapa dirinya sebelum kenal cinta, kepopuleran, dan kesuksesan. Di sini aku hanya ingin mencoba sharing aja, kalau bisa ingin belajar dari para pembaca juga untuk mengetahui berbagai cerita dan bisa ku pelajari agar lebih menjadi diri aku sendiri.
Apa si jati diri itu? Menurutku tidak perlu sebuah definisi karena hal tersebut bahkan bisa kita rasakan dan temukan dalam diri kita sendiri. Mencoba menemukan sebuah jati diri itu emang gak gampang, butuh proses. Aku sendiripun juga begitu.
Dulu aku pernah punya cita-cita, jadi guru. Lalu beranjak SMP aku ingin jadi jurnalis bahkan profesor. Dan SMA tiba-tiba aku berkeinginan menjadi arsitek. Cita-cita yang cukup beragam namun dalam proses menemukan cita-cita disitulah kemampuan aku bisa terlihat. Aku hobi menulis dan kebetulan aku tidak diterima ke universitas negeri dan jurusan arsitektur di universitas swasta cukup mahal dengan pendapatan keluarga. Akhirnya setelah memilah terpilihlah jurusan jurnalistik di universitas swasta juga.
Saat mulai kuliah aku cuma berbekal bisa menulis. Bahkan tulisan yang aku bisa buat hanyalah fiksi. Semangat belajar pun mulai muncul, karena mungkin aku juga ingin merasakannya sejak SMP--bagaimana si rasanya menjadi jurnalis. Sampai hari ini, tiga tahun lebih aku menemukan sebuah comfort zone di mana hobi dan cita-citaku menyatu dan tidak bisa dipisahkan. Pemikiran tersebut membuat ku menganggap kalau aku sudah menemukan jati diri aku sendiri.
Intinya jika kalian menemukan jawaban yang berbeda, terkadang memang jati diri itu ditemukan dengan cara yang berbeda dan gak kalian sadari. Bahkan dari pengalaman sendiri pun, sifat, bisa dijadikan poin pendukung dalam proses mencari jati diri.
Lost Yourself Because Duniawi
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9XlWoSXlPOTZ1Y2l4GVgIhesO7oLg2XfmXBsRUS1j4pQexgSJpaaXh4PVNL22aAHwIrNtQZEjBBTluaD0_DUlqdkiPYxsB4w6QsxdQ1BePUmiciXMsW80mWjdmQbJFX0rOgoyifALHnNX/s320/70ed999f0d9d5237c56c8afe2854e60c.jpg)
Why I must created these topic in here? Mungkin sebagian dari kalian juga gak heran lah soal beginian, dan kalian juga mikir, 'ngapain si bahas topik ini? klasik urusan ini mah'. Ok, it's not my problem if u have a mind like that. Di sini aku cuma berusaha untuk kalian inget sama diri kalian sendiri. Dari segi hal yang dianggap remeh sampai serius, disini kita bisa belajar bareng-bareng.
Hal yang pertama aku mau sharing ialah tentang di mana kamu bisa kehilangan diri kamu sendiri karena cinta. Istilah zaman sekarang semacam bucin or budak cinta, dan ini gak sehat gengs. Cinta itu gak nyiksa, cinta itu harus nyaman sebagaimana kamu nerima dia dan dia nerima kamu apa adanya. Ya mungkin kalian berpikir, 'ya dia kayak gitu karena sayang gue, gue harus bisa berubah', boleh berpikir seperti itu jika perubahan itu positif. Dan terlebih lagi, proses dalam perubahan itu ga cepet. Hindarin segala perubahan yang terburu-buru jika kamu sendiri ga nyaman. Masa iya hanya kamu yang terbebani karena perubahan yang ia minta, sedangkan dia belum tentu ada niat seriusnya.
Jadi saran terbaik aku, mending perubahan itu dilakukan jika kalian sudah serius dalam berhubungan. Karena dengan kalian yang masih pacaran dan belum tentu serius akan menimbulkan sebuah batin di diri masing-masing jika jati diri kalian diganggu.
Untuk hal kedua dan ketiga, populer dan kesuksesan. Gelap mata jika orang bilang, kalau sudah menemukan ini. Balik lagi jika seseorang itu punya agama yang kuat dan mempunyai sifat rendah hati. Kalau kalian udah merasa populer atau sukses jangan lupa untuk bersyukur aja, inget semua ilmu itu berasal dari mana dan diberikan siapa. Bukan soal itu juga, tapi siapa aja yang ngebantu dan ngedukung kita sampai sejauh ini. Mereka mungkin udah ikhlas--karena ikhlas itu penting gengs, aku baru belajar kembali lagi tentang keikhlasan dari videu nussa di youtube :')--, tapi sedikit rasa terimakasih dari kalian untuk mereka juga bisa mempererat silahturahmi dan mereka merasa dihargai.
Sedikit tambahan dari seorang kawan, ia ingin ada penjelasan menjadi diri sendiri dalam hubungan pertemanan. Dalam berteman seharusnya kamu harus menjadi diri kamu sendiri apa adanya. Ada kalanya dalam menemukan teman baru juga bisa menemukan jati diri kamu sendiri jika teman kamu punya hal positif. Tapi kembali lagi, pertemanan memang tidak hanya soal positif dan negatif. Dalam konteks ini, yang bisa merubah kamu seperti, kamu baru saja masuk SMA atau SMP atau mahasiswa baru yang tidak mempunyai teman se per sekolahan dulu, rasa-rasanya bingung dan canggung harus berbaur dengan siapa. Alaminya kamu berkenalan dengan beberapa teman, namun nyatanya jika sifat dan gaya hidup teman kamu berbeda, jangan dipaksakan. Karena teman bukan berarti harus menyakiti salah satu pihak. Bertemanlah dengan apa adanya kamu, jika ia tidak suka yasudah. Tetapi jika ia tidak suka dengan hal yang memang sepatutnya harus diubah maka lakukanlah.
Tidak usah perlu takut tidak punya teman atau kehilangan sebuah eksistansi di kehidupan. Karena pada saatnya kamu bisa menemukannya sendiri, teman yang tidak menuntut, menerima apa adanya diri kamu, dan yang pasti saling perduli senang maupun susah.
Be Yourself First
Sekiranya itu yang bisa aku jelasin di post kali ini. Sekedar sharing bisa membuat pikiran aku lebih enteng gitu. Karena sebegitu sukanya aku ngetik di jam-jam pagi kayak gini hahahaha.
Ya intinya, utamain diri kamu terlebih dahulu. Inget siapa kamu dulu, yang nyaman ngapain aja, pakai baju apa, temenan sama siapa, dsb. Kamu itu berharga, jangan sampai orang lain ikut campur sama diri kamu sendiri. Bersikap defensif soal ini ga masalah kok, tapi ada batasnya ya tergantung situasinya seperti apa.
Kalau kalian punya pengalaman menarik soal ini atau punya tambahan atau koreksi dari pendapat saya ini bisa langsung komentar atau kirim email ke aku, monggo! silahkan!
Ku tunggu ya!
- Hanzi.
Jati Diri
Apa si jati diri itu? Menurutku tidak perlu sebuah definisi karena hal tersebut bahkan bisa kita rasakan dan temukan dalam diri kita sendiri. Mencoba menemukan sebuah jati diri itu emang gak gampang, butuh proses. Aku sendiripun juga begitu.
Dulu aku pernah punya cita-cita, jadi guru. Lalu beranjak SMP aku ingin jadi jurnalis bahkan profesor. Dan SMA tiba-tiba aku berkeinginan menjadi arsitek. Cita-cita yang cukup beragam namun dalam proses menemukan cita-cita disitulah kemampuan aku bisa terlihat. Aku hobi menulis dan kebetulan aku tidak diterima ke universitas negeri dan jurusan arsitektur di universitas swasta cukup mahal dengan pendapatan keluarga. Akhirnya setelah memilah terpilihlah jurusan jurnalistik di universitas swasta juga.
Saat mulai kuliah aku cuma berbekal bisa menulis. Bahkan tulisan yang aku bisa buat hanyalah fiksi. Semangat belajar pun mulai muncul, karena mungkin aku juga ingin merasakannya sejak SMP--bagaimana si rasanya menjadi jurnalis. Sampai hari ini, tiga tahun lebih aku menemukan sebuah comfort zone di mana hobi dan cita-citaku menyatu dan tidak bisa dipisahkan. Pemikiran tersebut membuat ku menganggap kalau aku sudah menemukan jati diri aku sendiri.
Intinya jika kalian menemukan jawaban yang berbeda, terkadang memang jati diri itu ditemukan dengan cara yang berbeda dan gak kalian sadari. Bahkan dari pengalaman sendiri pun, sifat, bisa dijadikan poin pendukung dalam proses mencari jati diri.
Lost Yourself Because Duniawi
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9XlWoSXlPOTZ1Y2l4GVgIhesO7oLg2XfmXBsRUS1j4pQexgSJpaaXh4PVNL22aAHwIrNtQZEjBBTluaD0_DUlqdkiPYxsB4w6QsxdQ1BePUmiciXMsW80mWjdmQbJFX0rOgoyifALHnNX/s320/70ed999f0d9d5237c56c8afe2854e60c.jpg)
Why I must created these topic in here? Mungkin sebagian dari kalian juga gak heran lah soal beginian, dan kalian juga mikir, 'ngapain si bahas topik ini? klasik urusan ini mah'. Ok, it's not my problem if u have a mind like that. Di sini aku cuma berusaha untuk kalian inget sama diri kalian sendiri. Dari segi hal yang dianggap remeh sampai serius, disini kita bisa belajar bareng-bareng.
Hal yang pertama aku mau sharing ialah tentang di mana kamu bisa kehilangan diri kamu sendiri karena cinta. Istilah zaman sekarang semacam bucin or budak cinta, dan ini gak sehat gengs. Cinta itu gak nyiksa, cinta itu harus nyaman sebagaimana kamu nerima dia dan dia nerima kamu apa adanya. Ya mungkin kalian berpikir, 'ya dia kayak gitu karena sayang gue, gue harus bisa berubah', boleh berpikir seperti itu jika perubahan itu positif. Dan terlebih lagi, proses dalam perubahan itu ga cepet. Hindarin segala perubahan yang terburu-buru jika kamu sendiri ga nyaman. Masa iya hanya kamu yang terbebani karena perubahan yang ia minta, sedangkan dia belum tentu ada niat seriusnya.
Jadi saran terbaik aku, mending perubahan itu dilakukan jika kalian sudah serius dalam berhubungan. Karena dengan kalian yang masih pacaran dan belum tentu serius akan menimbulkan sebuah batin di diri masing-masing jika jati diri kalian diganggu.
Untuk hal kedua dan ketiga, populer dan kesuksesan. Gelap mata jika orang bilang, kalau sudah menemukan ini. Balik lagi jika seseorang itu punya agama yang kuat dan mempunyai sifat rendah hati. Kalau kalian udah merasa populer atau sukses jangan lupa untuk bersyukur aja, inget semua ilmu itu berasal dari mana dan diberikan siapa. Bukan soal itu juga, tapi siapa aja yang ngebantu dan ngedukung kita sampai sejauh ini. Mereka mungkin udah ikhlas--karena ikhlas itu penting gengs, aku baru belajar kembali lagi tentang keikhlasan dari videu nussa di youtube :')--, tapi sedikit rasa terimakasih dari kalian untuk mereka juga bisa mempererat silahturahmi dan mereka merasa dihargai.
Sedikit tambahan dari seorang kawan, ia ingin ada penjelasan menjadi diri sendiri dalam hubungan pertemanan. Dalam berteman seharusnya kamu harus menjadi diri kamu sendiri apa adanya. Ada kalanya dalam menemukan teman baru juga bisa menemukan jati diri kamu sendiri jika teman kamu punya hal positif. Tapi kembali lagi, pertemanan memang tidak hanya soal positif dan negatif. Dalam konteks ini, yang bisa merubah kamu seperti, kamu baru saja masuk SMA atau SMP atau mahasiswa baru yang tidak mempunyai teman se per sekolahan dulu, rasa-rasanya bingung dan canggung harus berbaur dengan siapa. Alaminya kamu berkenalan dengan beberapa teman, namun nyatanya jika sifat dan gaya hidup teman kamu berbeda, jangan dipaksakan. Karena teman bukan berarti harus menyakiti salah satu pihak. Bertemanlah dengan apa adanya kamu, jika ia tidak suka yasudah. Tetapi jika ia tidak suka dengan hal yang memang sepatutnya harus diubah maka lakukanlah.
Tidak usah perlu takut tidak punya teman atau kehilangan sebuah eksistansi di kehidupan. Karena pada saatnya kamu bisa menemukannya sendiri, teman yang tidak menuntut, menerima apa adanya diri kamu, dan yang pasti saling perduli senang maupun susah.
Be Yourself First
Sekiranya itu yang bisa aku jelasin di post kali ini. Sekedar sharing bisa membuat pikiran aku lebih enteng gitu. Karena sebegitu sukanya aku ngetik di jam-jam pagi kayak gini hahahaha.
Ya intinya, utamain diri kamu terlebih dahulu. Inget siapa kamu dulu, yang nyaman ngapain aja, pakai baju apa, temenan sama siapa, dsb. Kamu itu berharga, jangan sampai orang lain ikut campur sama diri kamu sendiri. Bersikap defensif soal ini ga masalah kok, tapi ada batasnya ya tergantung situasinya seperti apa.
Kalau kalian punya pengalaman menarik soal ini atau punya tambahan atau koreksi dari pendapat saya ini bisa langsung komentar atau kirim email ke aku, monggo! silahkan!
Ku tunggu ya!
- Hanzi.
Semua yang kamu tulis bener semua. Tapi ada beberapa faktor lainnya dan kalo diceritain di kolom komentar kebanyakan deh kyknya wkwkwk curhat lewat email aja kali yaa hehehe
BalasHapusterima kasih fiqa. untuk menambah cerita kita bisa ngobrol langsung kalau kamu mau haha
Hapus