Enak ga sih kalau punya pacar itu temen kita sendiri ?
Apa kita masih bisa susah seneng bareng ?
Apa nantinya bakal berubah ?
Arghh, belom tentu tuh cowo suka sama gue! Kenapa gue baca postingan kayak gini sih!, pikir Deina yang sedang membaca sebuah postingan blog yang berjudul " My Boyfriend is My Friend ". Walaupun kesal Deina tetap penasaran, bagaimana akhir dari pacaran dengan teman dekat. " Woii! lagi ngapain lo dei? ", tanya Melisa yang datang ke kelas tiba-tiba. " Elo mel, dateng-dateng bukannya ngucap salam! ini malah langsung teriak-teriak gitu. Kaget tau gue! ", jawab Deina kesal. " Wuahahahaha, maaf deh maaf. Habisnya lo serius banget dei. Emang lo lagi liat apaan sih ? ", tanya Melisa. " Ada deh mau tau aja! ", jawab Deina. " Huuu, pelit! "
Bel masuk pun berbunyi, siswa-siswi murid SMA Harapan Bangsa pun memasuki kelas masing-masing. Sampai bel istirahat berbunyi, Deina tidak melihat tanda-tanda Ferdi masuk sekolah hari ini. Akhirnya Deina mengecek keberadaan Ferdi di kelas Ferdi. Apa yang di lihat Deina? Ferdi dengan seorang perempuan. Cantik. Lebih cantik dari Deina. Sedang duduk di depan kelas, berdua, bercanda, tertawa bersamaan. " Ah cukup! Deina sadar dong, Ferdi suka sama orang lain dan elo bukan siapa-siapanya dia jadi ngapain cemburu ya kan? ", omel Deina di dalam hati.
" Hai Dei! ", sapa Ferdi yang melihat ke arah Deina. Deina yang belum begitu sadar sepenuhnya hanya tersenyum kepada Ferdi dan pergi. Benar ia harus pergi, pergi meninggalkan rasa suka, rasa sayang kepada temannya sendiri. " Siapa fer? ", tanya perempuan itu. " Dia Deina, teman baik aku di sini. Tapi kok tadi dia aneh ya, aku sapa malah pergi ", jelas Ferdi. " Mungkin dia nyangkain aku pacar kamu di ", jawab perempuan itu sambil tersenyum jail. " Haha mungkin "
" Dei, lo kemana aja si? Gue cariin dimana mana ga ada tau-tau nya di perpus! ", omel Melisa
" Gue tadi abis ketemu sama Ferdi, mel. Kayaknya dia udah punya pacar deh. Soalnya tadi gue liat dia berduaan sama cewek ", jelas Deina.
" Punya pacar? Helloooo! Ferdi kalau punya pacar pasti cerita sama lo! Mungkin aja dia temen sekelas Ferdi. Positif dong Dei! ", omel Melisa.
" Jangan keras-keras ngomongnya mel! Ini perpustakaan. Iya gue tau, gue harus positif, tapi buat apa gue positif, gue juga cuma temen dia bukan gebetan dia mel ", jelas Deina
Bel pulang sekolah pun berbunyi, Ferdi yang keluar kelas langsung menuju ke kelas Deina. " Dei! Deinaaa! "
Deina yang melihat Ferdi menuju ke arahnya hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan " Hai di! ". " Lo tadi kenapa si? ", tanya Ferdi yang membuat ekspresi wajah Deina berubah cemas, " gapapa kok di. Tadinya gue mau liat lo masuk apa engga, tapi ternyata lo masuk jadi gue langsung balik lagi deh hehe ". " Yang tadi itu bukan pacar gue dei. Lo tau kan gue kalau punya pacar kasih tau lo dulu " jelas Ferdi.
Deg...." Iya gue tau kok di. Bentar lagi ontheway jadi pacar ya? Haha...", kata Deina. Sial! Respon dari Deina itu garing. Garing banget sampai ekspresi Ferdi berubah. " Ga akan. Dia temen masa kecil gue dei. Namanya Rizke, dulu gue sayang banget sama dia, tapi pas gue pindah rumah dia jadi beda. Gatau kenapa pas gue udah ketemu elo, di sini. Dia hadir lagi, minta maaf ke gue karena dia udah diemin gue tanpa sebab. Ngasih harapan banyak ke gue, sehingga perasaan sayang gue muncul lagi ke dia. Tapi gue tau kok, perasaan itu cuma buat ke temen. Ga lebih. ", jelas Ferdi dengan senyum kusut. Hujan turun membasahi lapangan sekolah. " Gitu ya? Apa menurut lo pacaran sama temen sendiri itu salah? ", tanya Deina. " Ga salah asal ga bertepuk sebelah tangan aja ", jawab Ferdi. " Terus lo kenapa nolak perasaan sayang lo ke Rizke? ", tanya Deina lagi. " Karena gue juga udah sayang sama seseorang sebelum dia dateng lagi dei ". Deg....
Komentar
Posting Komentar